''DI sini nggak ada orang yang jualan koran, kalau mau baca ya harus beli ke Sidareja.'' Itulah ungkapan polos dari sejumlah warga kota Kecamatan Patimuan Cilacap. Kalau pun beli harus ke Sidareja, maka perlu menempuh perjalanan sejauh 15 kilometer. Itu pun dengan melalui jalan yang kondisinya rusak parah. Begitulah sebagian potret kehidupan dari sebuah kecamatan yang berada di paling ujung barat dan selatan dari Kabupaten Cilacap itu.
Sehingga tidak aneh, warga di kecamatan tersebut hanya mengandalkan informasi dari televisi maupun radio. Informasi yang diterima pun hanya sepotong-potong dan sebagian besar tidak menyangkut perkembangan pembangunan di Cilacap. Akibatnya, segala informasi yang terekam di koran, mereka lebih banyak yang tidak tahu. Khususnya pembangunan di Kabupaten Cilacap.
Kecamatan Patimuan sebelumnya dahulu masuk wilayah eks Kawedanan Sidareja. Meliputi Kecamatan Sidareja, Gandrungmangu, Karangpucung, Kedungreja, dan Patimuan.
Dalam laporan Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap tahun 2000, tercatat Kecamatan Patimuan mempunyai jumlah penduduk sebesar 43.110 jiwa. Sebagian besar penduduknya mengandalkan pendapatan dari sektor pertanian. Yang menjadi ciri khusus sekaligus permasalahan dari Kecamatan Patimuan adalah kalau musim hujan selalu menjadi langganan banjir. Jika musim kemarau datang kesulitan mendapatkan air bersih. Bersama kecamatan-kecamatan tetangga, seperti Kedungreja, Kawunganten, dan Gandrungmangu tiap tahun mengalami kejadian itu.
Gerbang Masuk Jabar
Kecamatan yang berada di sebelah selatan Sidareja ini, mempunyai posisi yang strategis. Sebab merupakan pintu masuk dan keluar dari dan ke wilayah Provinsi Jawa Barat melalui Rawaapu (Cilacap) dan Kalipucang (Ciamis). Meski mempunyai posisi yang strategis, namun selama ini tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Antara lain sarana perhubungan. Sarana jalan yang berstatus jalan provinsi yang melalui kecamatan itu, hingga detik ini dalam keadaan rusak berat. Dan perbaikan jalan tersebut baru dimulai 5 Juni 2002 kemarin. Rencananya akan di-hotmix sepanjang 19 Km antara Patimuan dan Sidareja.
Selain itu, sarana perhubungan telekomunikasi juga belum merambah ke wilayah yang sebagian bekas rawa-rawa itu. Sarana telekomunikasi yang murah seperti jaringan telepon belum ada. Padahal masyarakat sangat mendambakannya.
Kecuali fasilitas lewat satelit/ selular yang diusahakan warga secara mandiri. Hal itu memakan biaya yang banyak. Patimuan tidaklah seperti kecamatan lainnya, di mana semua kebutuhan sarana dan prasarana lebih terpenuhi.
Sama seperti dengan kecamatan lainnya di Cilacap bagian barat. Kecamatan-kecamatan di wilayah tersebut begitu kelihatan tertinggal dibandingkan dengan kecamatan di bagian lain dalam hal pembangunan.
Potensi yang ada belum mampu dikelola secara baik. Apakah itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia. (Jamaludin Al Ashari-68)
Sumber :
http://www.suaramerdeka.com/harian/0207/03/dar35.htm
3 Juli 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar