Warga Kecamatan Dayeuhluhur serta sejumlah kecamatan lainnya di Cilacap sebelah barat, Kab. Cilacap, Jawa Tengah, menyatakan ingin gabung dengan Kota Banjar, Jawa Barat. Mereka merasa, berada di kawasan Cilacap seperti terasing secara budaya.
"Perlu diketahui, warga Dayeuhluhur dan sejumlah daerah lainnya di Cilacap barat, umumnya menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Kebiasaan itu sepertinya kurang mendapat pengakuan pemerintah setempat," kata Kadiran (49), warga Dayeuhluhur kepada "PRLM", Rabu (26/5).
Dia menambahkan, sekarang anak-anak sekolah pun kebingungan. Dikatakan, anak-anak di wilayah Cilacap barat itu umumnya sehari-harinya berbahasa Sunda. Namun di sekolah, mereka diharuskan menggunakan bahasa Jawa, selain bahasa Indonesia. Hal itu, tentu menjadi pemikiran juga.
Basir (56), tokoh masyarakat Dayeuhluhur dan wilayah lainnya di Cilacap barat menambahkan, belakangan sebenarnya banyak yang menyatakan diri ingin membentuk kabupaten baru. Seluruh kecamatan yang siap berpisah, tidak kurang dari 11 kecamatan.
Akan tetapi, kata dia, pembentukan kabupaten baru sepertinya sulit karena terbentur aturan yang rumit dan lama. Karena itu, yang saat ini menjadi pemikiran tokoh di beberapa kecamatan di Cilacap barat terutama yang berbatasan langsung dengan Ciamis dan Banjar, adalah bergabung dengan Kota Banjar.
Diakui, memang bergabung dengan Kota Banjar juga dipastikan susah. Namun demikian, bergabung dengan Kota Banjar, kata dia, tidak akan sesulit dengan membentuk kabupaten baru. "Jika pihak Pemkot Banjar menerima, semuanya akan mudah," kata Basir seraya mengatakan bahwa untuk merealisasikan keinginan itu, tokoh masyarakat Cilacap barat direncanakan akan datang ke Banjar.
Ihwal kenapa mereka pilih Banjar bukan Ciamis, kata Kodiran, karena Kota Banjar diyakini bisa membawa kebaikan bagi masyarakat. "Kota Banjar pun termasuk daerah otonom baru yang dinyatakan paling berhasil oleh pemerintah," katanya.
Sebelumnya, sebagaimana diketahui, empat kecamatan di Ciamis yakni Banjarsari, Lakbok, Pamarican dan Purwadadi, juga menyatakan ingin bergabung dengan Kota Banjar. Empat kecamatan yang kemudian menamakan diri Forum Balapp tersebut, sampai sekarang masih memperjuangkan keinginannya bergabung dengan Kota Banjar itu.
Atas keinginan warga itu, Walikota Banjar H. Herman Sutrisno masih bersifat menunggu. Walaupun ada aturan yang mengatur tentang hal itu, Herman juga bersikap hati-hati, karena tidak ingin penggabungan itu malah merugikan Kota Banjar sendiri. Hanya ia menyatakan terbuka kepada wilayah yang ingin bergabung dengan Kota Banjar tersebut. (A-112/das)***
Sumber :
http://www.pikiran-rakyat.com/node/114478
27 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar